Meski masih berada di level kontraksi pada kuartal III/2021, kinerja industri tekstil menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan dua triwulan sebelumnya.
Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh mengatakan bahwa industri tetap dapat meningkatkan kinerjanya, meski di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
“Pada triwulan ketiga tahun ini sudah mulai meningkat atau sudah lebih kecil kontraksinya. Padahal, kita tahu bahwa di triwulan tiga terjadi PPKM di berbagai daerah di Jawa dan Bali,” kata Elis kepada Bisnis, Selasa (9/11/2021).
Adapun, pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi pada tiga kuartal tahun ini berturut-turut, yakni -13,28 persen, -4,54 persen, dan -3,34 persen.
Elis melanjutkan, selama 2 bulan penerapan PPKM, mal dan pasar harus tutup, sehingga konsumsi dalam negeri belum dapat pulih.
Dia berharap, kinerja industri dapat terus menunjukkan perbaikan pada kuartal IV/2021 untuk menopang pertumbuhan sepanjang tahun ini.
“Beberapa daerah sudah turun level PPKM, dan mal, serta pasar sudah mulai beroperasi. Ditambah ada Natal dan tahun baru yang diharapkan dapat mendongkrak konsumsi dalam negeri,” lanjutnya.
Menurutnya, tantangan terbesar bagi industri tekstil dan produk tekstil saat ini adalah menaikkan daya beli masyarakat, sehingga dapat meningkatkan konsumsi. Terlebih, konsumsi merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB) Indonesia, mencapai 60 persen.
Menurutnya, perbaikan kinerja juga tampak pada pertumbuhan investasi dan ekspor yang menunjukkan peningkatan cukup signifikan.
Mengutip data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), investasi di industri tekstil pada Januari–September 2021 tumbuh 16,26 persen menjadi Rp1,53 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Sementara itu, untuk penanaman modal asing (PMA) juga tumbuh 10,29 persen menjadi US$244,3 juta pada periode tersebut.
“Semoga [kinerja industri tekstil] triwulan IV sudah di posisi positif, sehingga bisa mengangkat kinerja [kuartal] sebelumnya,” kata Elis.
Sumber : https://ekonomi.bisnis.com